Selamat datang di situs resmi SMK Negeri 1 Plosoklaten Kabupaten Kediri

Remaja Santun Berbudaya Luhur

humas's picture

Remaja Santun Berbudaya Luhur

oleh: Atina Nabila

 

Budaya merupakan kekayaan yang menjadi bentuk warisan dari nenek moyang. Budaya terbentuk dari beberapa unsur yaitu agama atau kepercayaan, politik, pakaian, kebiasaan, dan masih banyak lagi. Tetapi dengan munculnya budaya asing yang masuk ke dalam negeri, menjadikan para generasi remaja malas untuk melestarikan budaya Indonesia. Dengan majunya teknologi dan masuknya budaya asing membuat remaja lebih memilih untuk berbudaya asing dan melupakan budaya Indonesia.

Kita sebagai remaja yang santun, remaja yang berbudaya Indonesia dan cinta terhadap kebudayaan yang ada dalam negeri, maka kita harus menanamkan pribadi yang bersikap teliti dan kritis terhadap beberapa hal yang berasal dari negara asing. Remaja juga harus mampu menyaring budaya asing tersebut, apakah akan berdampak positif atau negatif dalam kehidupan, serta memperluas pengetahuan terhadap apa yang kita peroleh jika kita melakukan hal tersebut dan menanamkan kecintaan terhadap budaya Indonesia. Simbol “Aku Cinta Indonesia” yang memiliki arti kita mampu menjadi pribadi yang dapat menjaga tanah air Indonesia baik budaya, alamnya, adatnya, maupun produk yang dihasilkan. Jika kita mengaku cinta bangsa Indonesia kita harus mewujudkan dan melestarikan budaya yang ada.

Jika kita ingin menjadi remaja yang berbudaya Indonesia, kita harus melakukan berbagai peran untuk melestarikan budaya Indonesia. Peran kita sebagai seorang remaja  kita harus bisa meningkatkan kompetensi budaya dengan cara belajar dan juga aktif mengikuti kegiatan budaya yang berada di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, serta menerapkan budaya dalam pergaulan yakni dengan membiasakan perilaku yang menunjukan budaya Indonesia.

Peran yang sangat penting untuk melestarikan budaya Indonesia yakni dengan menerapkan sikap sopan dan santun. Remaja sekarang banyak yang menggunakan bahasa slang yang bahkan terdengar miris, padahal dalam kehidupan masyarakat jawa, ‘bahasa krama’ harus tetap digunakan saat kita berbicara dengan orang yang lebih tua.

Generasi remaja khususnya masyarakat jawa sekarang banyak melupakan tradisi yang telah diterapkan sejak dahulu. Seperti etika ketika berjalan di depan orang yang lebih tua seharusnya membungkuk, tetapi tidak dengan generasi remaja sekarang mereka berjalan di depan orang yang lebih tua ibarat mereka jalan di depan sebuah pohon, tanpa membungkuk dan mengucap kata permisi. Remaja-remaja sekarang juga banyak yang melupakan etika ketika berbicara di depan orang yang lebih tua. Dulu nenek moyang pernah mengajarkan etika ketika berbicara kepada orang yang lebih tua dengan tidak menatap mata sebagai bentuk perilaku sopan dan santun.

Kita sebagai remaja santun, remaja yang berbudaya Indonesia harus bisa melestarikan kebudayaan Indonesia yang semakin lama semakin menghilang. Kita harus menerapkan pribadi sopan santun terhadap orang lain serta mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia.